Kebahagiaan hidup dalam Takut akan Tuhan (Mazmur 128:1-3)

Nyanyian ziarah ini disebut juga nyanyian pendakian, yakni nyanyian yang dinaikkan sewaktu mereka mendaki gunung Allah. Semakin dekat dengan Bait Allah, iman pemazmur semakin bertumbuh. Sambil mendaki sang pemazmur berseru, “Berbahagialah (diberkatilah) setiap orang yang takut akan Tuhan.” Apa artinya takut akan Tuhan sehingga orang bisa diberkati karenanya:

  1. Kesadaran bahwa Tuhan itu kudus dan tidak suka akan dosa. 
  2. Memandang dengan kagum kepada Tuhan berarti sanggup melihat dan menghargai karya Tuhan. 
  3. Mau menaruh iman dan memercayakan diri kepada Tuhan. Tuhan-lah yang paling tahu hidup kita. Dia bisa memberikan kepada kita kecukupan, kehormatan, bahkan apa pun yang bisa membuat kita merasa bahagia dalam hidup. 
  4. Kesadaran bahwa Tuhan marah terhadap dosa, seperti yang dikatakan penulis Ibrani 10:31, “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.” 

Dari takut akan Tuhan membuat kita belajar taat dan bertekun untuk hidup kudus dan benar, menyembah Dia dengan serius, dan menjalani hidup dengan terus mengingat-Nya. Allah berkata siapa saja yang mau takut akan Tuhan, ia akan diberkati dan bahagia. Ada orang yang menginginkan berkat Tuhan saja, tetapi tidak berjalan dalam hormat akan kekudusan-Nya, tidak ada rasa kagum kepada-Nya. Orang itu bukanlah pengikut Kristus sejati. Ada juga orang mendapatkan kekayaan dan kehormatan, tetapi tidak bahagia karena ia tidak takut akan Tuhan.

Mazmur 128 berbicara tentang berkat Allah atas sebuah rumah tangga. Pemazmur mengawali dengan pernyataan bahwa kebahagiaan adalah bagian orang yang takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan-Nya. Orang tersebut akan baik keadaannya, sebab dia makan dari hasil kerja kerasnya. Istrinya diibaratkan pohon anggur yang berbuah lebat, sementara anak-anaknya bagai tunas yang lembut dari pohon zaitun. Gambaran ini menunjukkan bagaimana orang-orang yang takut akan Allah menemukan kebahagiaan di rumah. Ayat yang berkaitan adalah Amsal 10:22, “Berkat TUHAN Iah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Artinya, semua bergantung pada berkat Allah, dan dalam berkat Tuhan dikaruniakan juga kebahagiaan dan ketentraman.

Sikap hati yang takut akan Tuhan adalah dasar bagi turunnya berkat Allah. 

Ingatlah, takut akan Tuhan adalah perangkat penting dalam jiwa manusia. Perangkat yang memberikan hikmat dan keberanian kepada seseorang untuk mengarungi kehidupan dengan segala tantangannya dan benturan-benturan yang mungkin dialaminya. Pada akhirnya, kita akan tahu bahwa Dia tidak membiarkan kita berjalan sendirian sehingga kita bisa dengan lantang berkata “No” pada dosa dan pada bujuk rayu Iblis, lalu berkata “Yes” pada kehendak Tuhan. Ini yang disebut kecerdasan ilahi. Apa pun masalah kita, Tuhan Yesus tidak pernah terlambat menolong. Kita hanya butuh sedikit kesabaran dan belajar takut kepada-Nya. 

Penulis: Vic. Ratna Kristiani Ina, S.Th

Komentar Facebook
Bagikan ke: