Shalom, bapa mama dan saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Kita bersyukur karena malam ini kita kembali diberi kesempatan untuk bersekutu dalam ibadah rumah tangga. Ibadah ini istimewa, karena menjadi ibadah keluarga pertama di bulan November, bulan yang baru, kesempatan yang baru, dan kasih karunia Tuhan yang juga selalu baru setiap pagi.
Bulan Oktober yang lalu kita baru saja melewati Bulan Keluarga. Kita banyak diingatkan tentang kasih, kesatuan, dan tanggung jawab ditengah rumah tangga. Sekarang kita memasuki bulan November, bulan yang sering dipakai gereja untuk merenungkan syukur dan damai Tuhan menjelang akhir tahun gerejawi dan menjelang masa Adven, masa penantian akan kedatangan Kristus. Itulah sebabnya saat ini kita merenungkan firman Tuhan dari Kolose 3:15-17 dengan tema Hidup dalam Kasih dan Damai Kristus.
Saudara-saudara, surat ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat Kolose yang sedang menghadapi ajaran-ajaran yang menyesatkan. Mereka mulai terpengaruh dengan kebiasaan dunia dan melupakan bahwa Kristus adalah pusat hidup mereka. Karena itu, Paulus menegaskan, jika Kristus sungguh hidup di hati kita, maka hidup kita akan dipenuhi oleh damai, kasih, firman, dan ucapan syukur. Hal ini juga berlaku bagi kita di rumah tangga.
Sebab keluarga adalah tempat pertama dimana kasih dan damai Kristus seharusnya nyata.Yang pertama, Paulus berkata, “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.” Kata memerintah di sini berarti mengatur atau mengendalikan. Artinya, damai Kristus harus menjadi pengatur dalam hidup dan keluarga kita.
Dalam kehidupan rumah tangga, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Kadang suami dan istri tidak sependapat. Kadang anak membuat orang tua kecewa. Bahkan dalam hal kecil seperti pekerjaan rumah atau keuangan, bisa muncul ketegangan. Tetapi kalau damai Kristus memerintah dalam hati, maka kita tidak mudah tersulut emosi. Kita belajar menahan diri, memilih kata yang lembut, dan mencari jalan keluar dengan kasih, bukan dengan marah.
Kalau damai Kristus berkuasa, maka rumah kita tidak akan menjadi tempat pertengkaran, melainkan tempat penghiburan. Rumah menjadi tempat dimana setiap anggota keluarga bisa pulang dan berkata, “Di rumah ini, aku merasa damai.”
Yang kedua, Paulus berkata, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu.” Firman Tuhan harus tinggal ditengah keluarga. Rumah yang penuh dengan Firman adalah rumah yang kuat. Bukan karena rumah itu mewah atau besar, tetapi karena di dalamnya ada suara Tuhan yang menuntun langkah keluarga setiap hari.
Firman Tuhan menuntun kita untuk saling menegur dengan kasih, saling mengingatkan dengan hikmat, dan saling menghibur ketika ada yang lemah. Maka jangan biarkan rumah kita sunyi dari doa dan pembacaan firman. Mulailah dengan hal sederhana: berdoa sebelum tidur, membaca satu ayat bersama, atau menyanyikan lagu rohani sebagai keluarga. Mungkin tampak kecil, tapi itulah yang membuat firman Tuhan benar-benar “diam” di rumah kita. Kalau firman tinggal, maka kata-kata kita pun akan menjadi berkat bukan sumber luka.
Yang ketiga, Paulus menutup dengan pesan, “Segala sesuatu yang kamu lakukan, dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus sambil mengucap syukur.” Kehidupan keluarga Kristen seharusnya dipenuhi dengan ucapan syukur.
Bersyukur bukan berarti semua keadaan selalu baik, tapi berarti kita tetap percaya bahwa Tuhan bekerja di tengah segala hal. Rumah yang dipenuhi rasa syukur akan menjadi rumah yang penuh damai. Karena syukur menyingkirkan keluhan, dan membuka mata kita untuk melihat kebaikan Tuhan yang sering tersembunyi dalam hal-hal kecil.
Saudara-saudara yang terkasih, inilah tiga hal penting yang Paulus ajarkan malam ini:
- Biarlah damai Kristus memerintah di rumah kita
- Biarlah firman Kristus tinggal ditengah keluarga kita
- Biarlah ucapan syukur menjadi nafas kehidupan kita setiap hari.
Jika ketiganya ada di rumah kita, maka keluarga kita akan menjadi tempat dimana kasih Kristus dirasakan oleh semua orang. Mari kita mengawali bulan November ini dengan komitmen baru, menjadikan rumah kita tempat damai Kristus bersemayam, tempat Firman Tuhan bergema, dan tempat ucapan syukur selalu terdengar. Amin. [*]
Penulis: Vic. Yulen Tanggu Hana, S.Th