Rumahku, Tempat Damai Bersemi (Roma 12:9-21)

Setiap rumah memiliki kisahnya sendiri yang didalamnya ada tawa, tangis, perbedaan dan perjuangan. Namun di atas semua itu, Allah selalu rindu agar rumah menjadi tempat damai bersemi, tempat di mana kasih dapat terus bertumbuh dan hati menemukan ketenangan. 

Damai bukan berarti tanpa masalah, tetapi kemampuan menghadapi perbedaan dengan kasih dan kerendahan hati. Bulan keluarga mengingatkan setiap orang bahwa damai di rumah tidak lahir dari keadaan tetapi dari hati yang dipenuhi Kristus.

Surat Roma pasal 12 berbicara tentang hidup baru sebagai orang yang telah menerima kasih karunia Kristus. Paulus menasihatkan agar jemaat hidup sehati sepikir, saling menghargai dan menjadi pembawa damai.

Dalam konteks rumah tangga masa kini, pesan ini sangat relevan. Keluarga sering kali menjadi tempat di mana perbedaan pendapat, tekanan ekonomi atau kesibukan membuat anggota rumah tangga mudah kehilangan damai. Karena itu, firman ini mengingatkan bahwa damai sesungguhnya adalah hasil dari kasih, kerendahan hati dan pengendalian diri.

Ada tiga hal penting dari teks ini yang sangat tegas disampaikan:

1. Sehati sepikir dalam hidupmu bersama

Rasul Paulus hendak mengatakan bahwa cara seseorang menemukan damai adalah dengan berusaha melihat dari sudut pandang orang lain, bukan memaksakankehendak sendiri. Dalam keluarga, sehati sepikir bukan berarti selalu sama, tetapi mau saling memahami.

2. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan

Saat terjadi pertengkaran, pilihlah untuk tidak membalas dengan kata-kata atau sikap kasar. Sebaliknya, belajarlah memberi ruang bagi kasih dan pengampunan.

3. Sedapat-dapatnya, hiduplah dalam perdamaian

Kedamaian bukan tanggung jawab satu orang, tetapi setiap anggota keluarga. Tuhan memanggil setiap orang menjadi penjaga suasana damai di rumah.

Bayangkan rumah seperti taman. Bila dirawat dengan kasih, disirami dengan doa, dan dipupuk dengan pengampunan, maka bunga-bunga damai akan bersemi indah.

Namun jika dibiarkan tanpa perhatian, “rumput liar” berupa amarah, ego, dan luka akan menutupi keindahan itu. Karena itu, setiap hari adalah kesempatan untuk menyirami rumah dengan kasih Kristus.

Ketika seluruh anggota rumah tangga saling menghargai, berdoa bersama dan memaafkan, maka rumah itu akan menjadi tempat Allah berdiam.

Karena itu, untuk menjaga agar damai tetap bersemi di rumah, ada beberapa langkah yang perlu menjadi perhatian:

  1. Jadikan doa sebagai nafas rumah tangga : karena sesungguhnya doa bersama setiap hari mempererat kasih dan membawa damai dari Tuhan.
  2. Bangun komunikasi yang lembut dan jujur : dengarkan tanpa menghakimi, berbicaralah dengan kasih.
  3. Belajar memberi maaf sebelum diminta : damai tumbuh dari hati yang mau mengampuni.
  4. Luangkan waktu untuk kebersamaan : Makan bersama, ibadah keluarga atau sekadar bercerita di sore hari menumbuhkan kedekatan.
  5. Jaga suasana hati dan kata-kata : Suasana rumah sangat dipengaruhi oleh sikap dan perkataan setiap anggota keluarga.

Sesungguhnya, kedamaian bukan hadiah instan tetapi buah dari kasih yang dijaga setiap hari. Ketika Kristus hadir di tengah rumah kita, maka kasih, pengertian dan damai akan terus bersemi. Amin! [*]

Penulis: Pdt. Yustina Lole, S.Th

Komentar Facebook
Bagikan ke: